Ruang Riang Sang Petualang

     Organisasi memang tempat untuk mencari ilmu, pengalaman, relasi, dan lain sebagainya. Tetapi menurut kami, organisasi adalah tempat dimana kekuatan dan kemampuan kami bisa tersalurkan menjadi kekuatan bersama, digunakan untuk mencapai visi misi bersama demi berkembangnya setiap individu dalam organisasi tersebut. Kata dedew  “Organisasi bisa bangkit bukan dari tangan satu orang, bukan juga dari pemikiran satu orang, tapi tekad setiap anggotanya untuk berkembang demi mencapai tujuan bersama, berbagi  pengalaman yang sama, walaupun berbeda latar belakang dan bidang yang dikuasainya”. 

    Perbedaan latar belakang itu, ternyata sama sekali tidak menjadi penghalang bagi kami untuk saling merasa nyaman. Layaknya potongan puzzle, perbedaan itu ternyata membuat kami merasa semakin lengkap. Kami memiliki tujuan jelas yang ingin kami wujudkan bersama. Mungkin itu sebabnya, sehingga perbedaan yang ada ini -herannya- ga pernah menjadi masalah di “rumah” kami. Senang sekali bisa mengenal pribadi-pribadi yang unik dari jurusan dan angkatan berbeda. Bersama-sama mencari tahu apa yang sebelumnya tidak dimengerti dan saling melengkapi, membantu satu sama lain.

    Bertemu dengan teman-teman KWU adalah hadiah dari Tuhan yang sangat spesial. Di hari-hari terakhir kami berkumpul dan berbincang bersama, kami semakin menyadari beberapa hal. Tutum bilang, “KWU ini rumah. Artinya, latar belakangmu itu bukan masalah untuk terus bersama karena ini adalah keluargamu”. Kata Ina,“Menjadi pengurus, mengambil tanggung jawab dan tugas yang di kemudian hari aku tahu, ternyata sangat berat dan melelahkan. Awalnya kurasa berat, tapi ternyata, tidak terasa lelah sama sekali. Akhirnya selalu menyenangkan. Mereka selalu ada. Teman-teman KWU selalu ada di sampingku dan membantuku”. Fafar juga bilang di hari itu, “Kalau aku gak ketemu kalian, mungkin aku gak bakal ketemu temen yang bisa bikin aku nyaman dalam segala kondisi. Temen yang marah" bisa sama mereka, ngeluh sama mereka, ngakak sama mereka, nangis sama mereka, capek sama mereka, bete sama mereka, berproses bareng mereka, berkembang bareng mereka, dan mungkin aku gak bakal stay di KWU kalo gak ada mereka. Eehhh ternyata yang aku temukan di KWU selama ini bukan hanya relasi, tetapi rumah:)”

    Perbincangan yang kini sangat dirindukan. Kami memang hanya bertemu dan bercakap pada kegiatan tertentu. Itu pun tidak pernah berkumpul secara kesuluruhan karena jadwal masing-masing yang berbeda. Akan tetapi, walaupun selalu ada yang absen, kami selalu merasa lengkap setiap bertemu.  Tapi ketika bertemu, kami saling melengkapi mungkin karena kepribadiaan yang berbeda disini, ternyata kita bisa berproses bersama. Canda tawa ketika berkumpul dimanapun itu yang menjadi momen ketika kita bersama.

    Rumah kwu itu benar-benar melekat dihati, karena kami disini berproses bersama, rintangan yang berat tidak menjadi masalah karena kami siap untuk maju bersama tapi tidak dengan hari itu. Bersama-sama untuk mengembangkan organisasi ini dengan niat bersama tapi terkadang perjuangan kita tidak sejalan mulus seperti yang kita kira. Ada banyak lika liku yang dijalani, kami tidak ingin memberitahukan hal detailnya tapi rasa sesak dihati dan kejadian hari itu masih tidak terbayangkan oleh kami. 

    Ternyata hari yang dimana kami harapkan bisa berproses kembali ternyata hari itu hari perpisahan kita, kata dedew “Rumah yang kita kira bakal megah dan mewah tapi sekarang rumah itu udah gak layak buat kita. Mari kita cari rumah masing-masing dan berkumpul berbagi cerita dengan versi rumah masing-masing:)”. 

    Kata maaf ingin dilontarkan karena kami berpikir “kalau saja waktu itu kami lebih melakukan banyak hal” tapi kenyataannya semuanya telah usai dan waktunya sudah terlambat. Maaf teman-teman semua…

    Kalau ditanya ekspresi apa yang mewakili hari terakhir saat kami menjadi pengurus? kami menyimpulkan ekspresi sedih, perjalanan yang sudah direncanakan ternyata harus usai karena ternyata tugas kami menjadi pengurus selesai begitu saja. tapi kami senang bisa mengenal satu sama lain disini. kata ina “dirumah kwu aku bisa menjadi seorang yang apa adanya^^ the real versi diriku”

    Kami percaya sekali dengan takdir karena mungkin takdir kita yang sekarang dipisahkan lalu dikemudian hari kita akan dipertemukan dengan takdir yang lebih baik lagi. Kata fafar  “Sukses buat kalian semua besti-besti kuat, keren, kece, tahan banting deh pokoknya 💪🔥gak ada kata selamat tinggal di kamus kita, hanya ada kata sampai jumpa untuk perpisahan yang sementara. Love u oll” dan kata dedew “Setiap kebersamaan pasti akan berakhir, tapi kebahagiannya akan tetap abadi dalam kenangan Indah kita. 

Pengurus Boleh Saja Selesai, tetapi cerita dan pertemanan kami tidak selesai sampai disini”.


    Lembaran klasik ini dipersembahkan untuk teman2 kwu #pengurussetia : tutum, dedew, fafar, ina, si botak:), alan, teteh baik^^, ais1&2, uma, ririd, si san, irin, cicyn, cici, anu, jim, sely, dan bapak it. Kata ini “Dimanapun kalian berada jejak yang pernah diukir bersama tidak akan hilang begitupun kenangannya”.


Kisah kita baru sebentar namun kesan terukir sangat indah ~Fiersa Besari

Terimakasih^^ dan sampai jumpa di waktu terindah.


    -banyak

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Titip pesan dari teteh^^

Ternyata Ini Rumah Fafar